The Last Time Part 15

Sebelumnya . . .

“Sungmin-ah, ayo bangun! Kita sudah sampai.” Ucap manager hyung. “Bangunkan hyung dan dongsaengmu yang lain!” perintahnya. Aku mengangguk. Kini giliran Teuki hyung yang aku bangunkan, sengaja aku membangunkannya yang paling terakhir. Tapi entah kenapa saat kutatap wajahnya yang sedang tertidur, aku melihat beban, sakit, kesedihan yang sangat mendalam. Ada apa dengannya? Teuki hyung tidak suka membagi apa yang dia rasakan pada kami, dia selalu menanggungnya sendirian.

THE LAST TIME Part XV

“Hyung . . .!” aku memanggilnya pelan karena tidak ingin membuatnya kaget. Dia terusik dan mengejapkan matanya. “Kita sudah sampai, lebih baik hyung istirahat di dalam.” dia tidak menjawabnya dan langsung masuk kedalam dan meninggalkanku di mobil. Benar-benar tidak seperti biasanya. Aku langsung menuju dormku. Saat aku masuk, kulihat kyuhyun sedang bermain game, dan Eunhyuk sedang menonton TV. Aku menghampirinya dan duduk disampingnya.

“Hyung lama sekali?” ucap Eunhyuk tanpa mengalihkan pandangannya padaku.

“Aku membangunkan Teuki hyung.”

“Selama itu kah? Setahuku, Teuki hyung tidak terlalu susah untuk dibangunkan.”

“Aku memang agak lama membangunkannya, aku tidak tega. Kau merasa ada yang aneh tidak pada Teuki hyung? Akhir-akhir ini, dia selalu merasa cepat lelah. Akupun sering melihat wajahnya yang cepat pucat, lalu 3 hari dalam seminggu dia selalu keluar malam.”

“Jadi hyung merasakannya juga?” tiba-tiba Kyuhyun menimpali obrolanku, sedangkan Eunhyuk yang aku ajak bicara. Dia malah serius dengan acara TV yang di tontonnya. “Aku juga merasa begitu. Teuki hyung jadi sedikit lebih aneh. Apa dia sedang ada masalah keluarga atau masalah yang lainnya?”

“Molla.” Aku menggeleng sambil mengangkat kedua bahuku.

“Sepertinya Teuki hyung menyembunyikan sesuatu yang sangat penting dari kita semua. Bahkan kadang-kadang aku merasa Teuki hyung bersikap seakan-akan, dia akan meninggalkan kita untuk selama-lamanya.” Tiba-tiba Eunhyuk berbicara, yang aku kira dia tidak memperhatikan pembicaraanku dan Kyuhyun.

“Mwo?” sontak aku dan Kyuhyun kaget. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan Eunhyuk barusan.

“Contohnya saja tadi. Saat mengantar Kangin hyung. Kalian ingat? Teuki hyung memeluk erat Kangin hyung dan menangis. Saat mengantar Boomie hyung, dia bersikap wajar. Aku dan Kyuhyun mencerna kata-kata Eunhyuk dan mengingat setiap kejadian saat mengantar Kangin hyung.

“Benar.” Ucapku semangat setelah mengingat semua kejadian. “Terkadang kau memang pintar Monkey.” Ucapku sambil mengacak-ngacak rambutnya.

“Ya! Jangan panggil aku Monkey dan jangan mengacak-ngacak rambutku!” aku hanya tertawa membalas tingkahnya yang selalu membuat orang lain tertawa.

Leeteuk POV

Aku tidak bisa menyimpan ini semua sendirian. Paling tidak, salah satu member atau manager mengetahui keadaanku yang sebenarnya. Tapi rasanya, aku tidak mungkin memberitahu keadaanku ini pada salah satu member. Mungkin lebih baik, aku membicarakannya pada manager hyung saja. Aku berjalan keluar kamar menuju kamar manager hyung.

“Hyung, mau kemana?” Tanya Donghae saat kami bertemu di pintu kamar.

“Aku hanya mau bertemu manager hyung.”

“Owh . . .”

Kuketuk pintu kamarnya. “Nuguseyo?” Tanya pemilik kamar dari dalam.

“Aku hyung, Eeteuk.” Jawabku.

Tidak berapa lama, kamar itu terbuka. “Waeyo?” tanyanya ramah.

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“Masuklah!”

Aku masuk kedalam kamarnya, sementara dia menutup pintu. “Apa yang ingin kau bicarakan?”

“Sebelumnya, aku minta maaf karena baru memberitahukan hal ini padamu.” Ucapku mulai serius, diapun mendengarkannya dengan serius. “Hyung, aku sakit . . . ” ucapku menggantung.

“Kenapa kau tidak isitrahat kalau sakit, nanti malam kau kan harus siaran.”

“Aku sudah sakit selama 6 bulan ini. Kau tahu kan, aku sering sakit.”

“Ne. sebenarnya, kau mau mengatakan apa?”

“Kau ingat kan, 6 bulan yang lalu aku sempat dirawat di rumah sakit?”

“Saat maag mu kambuh, benar kan?”

“Ne, saat itu pula dokter memintaku untuk melakukan cek kesehatan.”

“Lalu?”

“Dan hasilnya . . . aku mengidap Kanker Otak.” Aku langsung tertunduk lemas. Air mata kutahan agar tak keluar, tapi tidak bisa. Aku langsung memeluk manager hyung dan menangis di pundaknya.

“Sebenarnya aku sudah curiga dengan sikapmu akhir-akhir ini, kau jadi sering sakit. Aku akan bicara pada tuan Lee So Man.”

“Jangan!” larangku.

“Wae?”

“Kau tahu kan akibatnya kalau beliau tahu? Aku bisa saja diberhentikan, aku tidak mau. Aku ingin di saat-saat terakhirku ini, aku bersama mereka. Bersama member Super Junior.”

“Baiklah, aku tidak akan memberitahukan hal ini pada orang lain. Aku akan mengatur ulang jadwal kegiatanmu agar tidak terlalu banyak.”

“Gomawo hyung.”

“Teuki!” panggil manager hyung sebelum aku keluar dari kamarnya. “Mulai saat ini, kau tidak akan lagi sendiri. Aku akan selalu menemanimu. Kau, kapan jadwal chemotherapymu? Ijinkan aku untuk menemanimu.”

Aku mengangguk, “Aku akan mengajakmu.” Jawabku sambil tesenyum kemudian keluar dari kamarnya.

Tenang rasanya sudah membagi beban ini kepada orang lain. Aku kembali ke kamarku, sambil senyum-senyum.

“Hyung, kau kenapa?” Tanya Donghae saat aku lewat didepannya.

“Wae?” tanyaku heran.

“Kau, senyum-senyum sendiri seperti itu.”

“Aniyo!” aku langsung masuk kedalam kamar.

“Aneh.” Kudengar gumaman Donghae padaku sebelum masuk kedalam kamar.

Donghae POV

“Hyung . . . hyung bangun!” ujarku pada Teuki hyung yang sedang tidur pulas.

“Waeyo?” ucap Teuki hyung kemudian menatap jam dinding. “Ini masih jam 2 malam?” sambil membenarkan posisi duduk.

“Hyung, aku lapar. Temani aku di dapur!”

“Bukankah tadi kau sudah makan malam. Kenapa sudah lapar lagi?” tanyanya heran.

“Molla, yang jelas aku lapar. Temani aku hyung!”

“Ne, kaja!” ajaknya turun dari tempat tidur. Aku mengikutinya berjalan dari belakang. “Kau seperti Shindong saja, makan tengah malam seperti ini.”

“Jangan salahkan aku hyung, perutku ini yang minta di isi.”

“Ne. Cepat kau buat ramen, aku tunggu di ruang tengah.”

Dengan segera aku memasak ramen, aku membuatkan untuk Teuki hyung juga.

“Hyung, ayo makan! Aku juga buatkan untukmu.” Malam itu kami makan ramen berdua. Rasanya sudah lama tidak melakukan ini bersama Teuki hyung. “Hyung, enak tidak?” dia tidak menjawab hanya mengangguk saja sambil tersenyum.

“Aku sudah selesai, ayo tidur lagi. Aku masih ngantuk, lagi pula besok kita ada jadwal pagi.”

“Tunggu hyung!” aku menahan tangan Teuki hyung yang sudah beranjak dari duduknya.

“Waeyo?” tanyanya malas.

Aku menunduk dan menarik dalam napasku. “Hyung, aku sudah tahu.”

To Be Continue . . .

 

7 tanggapan untuk “The Last Time Part 15”

Tinggalkan Balasan ke dikariani Batalkan balasan