He’s Gone Part 4 END

maaf ya post ff nya lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa *lebay

ok, happy reading!!!

Part 1 Part 2 Part 3

Jungsu POV

Saat aku turun dari mobil, aku melihat Kyuhyun. Aku memanggilnya tapi dia malah lari, seperti ketakutan. Akhirnya kukejar dia menuju apartemen. Saat masuk kedalam apartemen, kudengar dia pun berteriak dan kulhat dia berlari menuju kamarnya tapi kucegah. Akhir-akhir ini kelakuannya makin aneh, aku harus menyelidikinya.

Setelah menunggu selama lima menit, akhirnya dia telah siap. “Aku sudah siap hyung.” Ucapnya riang.

“Kaja!” ucapku sambil beranjak berdiri dan mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja. Kulihat wajahnya terlihat sangat lelah. “Kyu, apa yang kau lakukan hari ini?” tanyaku mencoba berbasa-basi saat kami di dalam lift.

“Ani, aku tidak pergi kemana-mana hyung.”

“Lalu kenapa kau tadi ada di halaman gedung?”

“Ah itu, aku hanya jalan-jalan di taman depan. Aku bosan diam di rumah terus.” Jawabnya tanpa menatapku.

Aku memilih restoran Jepang sebagai menu makan siang kami hari ini yang letaknya tidak jauh dari gedung apartemen. Sebenarnya aku tidak mau kembali ke tempat ini, karena disini terlalu banyak menyimpan kenangan manis dan pahit untukku.

“Kau tidak alergi makan seafood bukan?” tanyaku.

“Aniyo, justru aku sangat menyukai makanan Jepang. Hyung, kau tahu saja sudah lama aku tidak makan masakan Jepang.” Jawabnya riang. Kami memesan paket lengkap makan siang yang ditawarkan oleh restoran ini. Kyuhyun benar-benar mirip dengannya, hanya satu yang berbeda. Kyuhyun kurang memiliki semangat hidup untuk melawan penyakitnya, dan aku harus membuatnya semangat untuk melawan penyakitnya.

“Kyu, kau mau ikut aku ke rumah sakit tidak?” tanyaku di sela-sela makan kami.

“Untuk apa?”

“Kyu, ada sesuatu yang harus kau tahu. Meskipun selama ini kau bisa melakukan chemo di rumah, tapi pada akhirnya kau harus melakukan perawatan intensif di rumah sakit. Kau mengerti?”

“Hyung, apa tidak bisa aku di rawat di rumah saja?” Tanyanya penuh harap. Aku menggeleng pasrah. “Baiklah, aku mau di rawat di rumah sakit meskipun sebenarnya aku sangat membenci tempat itu.”

“Selesai makan kita langsung ke rumah sakit, aku akan memperkenalkanmu pada sahabat-sahabatku.”

Seperti yang sudah di rencanakan, setelah selesai makan siang kami langsung pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan, Kyu hanya diam dan memandang keluar jendela. Ada apa dengannya, dia terlihat sangat berbeda.

“Kyu, kita sudah sampai.” Kyu mengalihkan pandangannya kedepan.

“MWO?”

“Waeyo?” tanyaku khawatir.

Kyuhyun POV

“Kyu, kita sudah sampai.” Jungsu hyung menyadarkanku dari lamunan.

“MWO?” teriakku tidak percaya melihat rumah sakit yang berdiri megah di depan mataku.

“Waeyo?” Tanya Jungsu hyung khawatir.

“Hyung, kau yakin kau bekerja di rumah sakit ini?” tanyaku gugup.

“Ne, waeyo?”

“Ani.”

“Kaja!”

Kuikuti langkah Jungsu hyung di belakang, kami melewati beberapa suster dan dokter. Kutundukkan kepalaku karena mereka menatapku. Akhirnya kami sampai di ruangan Jungsu hyung.

“Kyu, duduklah disini dulu dan jangan pergi kemana-mana. Arraseo?” pesannya saat akan keluar ruangan setelah mengambil jas dokter dan stetoskop miliknya.

“Ne.”

Kuputar bola mataku melihat ke seluruh ruangan yang didominasi oleh warna putih itu. Pandanganku berhenti di sebuah foto. Dua orang dengan senyum yang sangat lebar, di belakangnya terbentang laut biru. Seorang namja dan seorang yeoja. Aku sangat mengenal namja itu tapi yeoja yang ada di sebelahnya, aku seperti pernah melihat wajahnya tapi aku lupa dimana.

“Jungsu-ah!” ucap seseorang, kuputar tubuhku untuk melihat yang memanggil Jungsu hyung. Kami sama-sama terpaku saat kami saling menatap. “Kyuhyun, kenapa kau bisa berada disini?”

“Hyung, aku . . . aku . . .” lidahku benar-benar kelu. Yang ada dipiranku sekarang adalah sebelum Hankyung hyung memberitahu Kibum hyung bahwa aku ada disini. Aku segera lari menabrak tubuh Hankyung hyung yang masih berdiri di mulut pintu. Aku berhasil menjatuhkannya, tapi tiba-tiba saja tubuhku pun ikut terjatuh. “Aaaarrrggghhh . . .” Hankyung hyung menahan kakiku dengan tangannya. “Hyung, aku mohon lepaskan aku!” mohonku padanya sambil berurai air mata.

“Andwae, kau tidak bisa lari Kyu, kau tahu? Kibum dan Siwon sangat menderita kau kabur dari rumah. Kau tega? Siwon sudah seperti mayat hidup, kau tahu itu Kyu?” teriak Hankyung hyung.

“Tapi hyung, aku mohon! Belum saatnya aku pulang, kumohon!”

“Andwae!” teriaknya.

“Kyuhyun-ah!” kudengar suara Jungsu hyung memanggil namaku. Kulihat dia berlari dari arah depanku. “Hankyung-ah, ada apa?” Jungsu hyung berjongkok disampingku dan dan Hankyung hyung. Hankyung hyung segera berdiri dan menahan tubuhku agar tidak bisa lari darinya. “Hankyung-ah, apa yang kau lakukan? Kau menyakitinya!” teriak Jungsu hyung sambil menarik tubuhku agar terlepas dari cengkraman Hankyung hyung. Tapi Hankyung hyung tidak mendengarkannya, dia malah menyeretku di sepanjang lorong rumah sakit. Jungsu hyung masih terus berusaha melepaskanku dari Hankyung hyung. “Hankyung, lepaskan dia!” aku meraung-raung dan manangis meminta untuk di lepaskan, kulihat sekilas raut wajahnya yang sangat marah. Kenapa dia sangat marah. Hankyung hyung berhenti di depan sebuah kamar rawat, dia membuka pintunya dengan kasar dan menarikku masuk kedalamnya. Jungsu hyung mengikuti kami dari belakang. Aku sangat terkejut melihat pemandangan di depanku sekarang.

“Si . . . Siwon hyung . . .!!” ucapku lirih saat melihat tubuh Siwon hyung terbaring tidak berdaya. Seseorang yang memakai jas dokter berdiri di samping tempat tidur Siwon hyung, dia memutar tubuhnya hingga dia bisa melihatku. Tatapan kami bertemu, tapi saat melihatku orang itu langsung berlari dan memelukku dengan erat.

“Kyu, akhirnya kau pulang.” Ucapnya menangis.

“Hyung, apa yang terjadi?”

“Siwon, dia . . . dia kecelakaan Kyu. Tadi siang saat aku sedang menyuapi Siwon, tiba-tiba saja dia berlari dan terus meneriakkan namamu. Saat dia sampai di jalan tiba-tiba saja ada mobil dengan kecepatan tinggi, aku tidak sempat menyelematkannya sampai akhirnya dia . . . dia . . .” Jelas Kibum hyung, suara tangisnya semakin keras. Kulepas pelukan Kibum hyung, kudekati tubuh Siwon hyung kugenggam erat tangannya dan kusimpan di dadaku. Aku menangis menyesali apa yang telah aku lakukan.

“Hyung, mianhae! Bangunlah hyung, kumohon. Aku ada disampingmu saat ini.” Ucapku menangis. Kurasakan sesuatu bergerak di sela-sela jariku. Kuangkat kepalaku, ternyata jari-jari Siwon hyung. “Hyung!” panggilku langsung memelukknya.

“Kyuhyun-ah, apakah itu benar kau?” tanyanya lirih.

“Ne, ini aku hyung. Hyung harus sembuh, demi aku!”

“Aku senang kau ada disini Kyu.”

“Aaaarrrggghhh . . .” tiba-tiba saja kepalaku sakit, kujambak rambutku untuk mengurangi rasa sakitnya. Tapi rasa sakit ini malah semakin menajdi. Kudengar suara teriakan Jungsu hyung, Hankyung hyung dan Kibum hyung. Sampai pada akhirnya semuanya menjadi gelap.

Kubuka mataku, kepalaku masih terasa sakit. “Apa yang tejadi?” gumamku.

“Kyu, kau sudah sadar?” tiba-tiba Jungsu hyung masuk bersama seorang suster. Mereka langsung memeriksa keadaanku. “Tiba-tiba saja keadaanmu turun drastis. Sepertinya kita harus segera melakukan operasi padamu.”

“Bukankah kita belum mendapatkan donor untukku hyung?”

Jungsu hyung menggeleng, “Kita sudah menemukannya. Siwon yang akan mendonorkan sumsum tulang belakangnya untukmu.”

“Mwo?” tanyaku tidak bisa mempercayai apa yang aku dengar.

“Kau tenang saja, operasi ini tidak akan sampai membunuh salah satu dari kalian.” Jelas Jungsu hyung.

“Jungsu!” tiba-tiba Hankyung hyung masuk dan berteriak.

“Wae?”

“Siwon, dia kritis!” Jungsu hyung langsung menatapku.

“Kau diam disini, aku yang akan mengurusnya.” Jungsu hyung langsung berlari keluar ruanganku. Tapi aku tidak bisa hanya diam saja dan berdiam diri di kamar. Hyungku sedang berjuang untuk hidup. Aku lari menabrak suster yang berusaha menghalangi jalanku. Aku terus berlari menuju ruang rawat Siwon hyung. Tapi di tengah jalan tiba-tiba saja kepalaku sakit kembali. Aku jatuh, aku meraung kesakitan, seketika pandanganku menjadi gelap dan aku tidak ingat apa-apa lagi.

Saat kubuka mataku aku langsung ingat tentang Siwon hyung, tapi saat aku berdiri tiba-tiba saja kepalaku langsung pusing. Kudengar suara pintu terbuka, kulirik kearah pintu ternyata Kibum hyung, Jungsu hyung dan Hankyung hyung yang datang. Wajah mereka semua terlihat pucat, apalagi Kibum hyung. Mata mereka pun sangat merah. Aku memandang heran pada mereka, apa yang terjadi? Mereka semua mendekatiku. Lalu tiba-tiba Kibum hyung langsung memelukku dan menangis keras di pundakku.

“Hyung, waeyo?” Kibum hyung masih tidak mau menjawab pertanyaanku, kulirik Jungsu hyung dan Hankyung hyung untuk meminta jawaban, tapi mereka semua malah ikut-ikutan menangis.

***

Hari ini adalah ulang tahun Siwon hyung, dan aku menghadiahkan sebuah miniatur kuda karena Siwon hyung memiliki julukan kuda karena tinggi badannya. Tidak lupa seikat bunga lili putih kesukaannya.

“Hyung, hari ini adalah hari ulang tahunmu. Aku kemari bersama Jungsu hyung, Hankyung hyung dan Kibum hyung. Kau tidak perlu lagi mengkhawatirkanku karena sekarang aku tinggal bersama Jungsu hyung. Dia sangat menyayangiku, dan merawatku dengan baik. Terima kasih karena dirimulah aku bisa lolos dari malaikat maut, meskipun untuk itu aku harus kehilangan dirimu.”

Saat ini aku sedang berada dihadapan tempat peristirahatan terakhir Siwon hyung. Dia mendonorkan sumsum tulang belakangnya untukku, dan karena itu aku bisa sembuh dari penyakit kankerku. Terima kasih hyung, kau telah menjagaku selama ini.

Kurasakan seseorang memegang pundakku, dan aku tahu itu siapa. Jungsu hyung. Kulirik dia yang berada di sampingku, dia tersenyum padaku begitupun denganku. Kupeluk dia, karena hanya dengan cara itu aku bisa melepaskan rasa rinduku pada Siwon hyung.

Siwon hyung, tenanglah disana! Saranghae!

_The End_

5 tanggapan untuk “He’s Gone Part 4 END”

Tinggalkan komentar