[FF Freelance] Yellow Girl Part 1

Author  : Nalin Lee

Tittle     : Yellow Girl

Genre   : Romance

Tags       : Lee SungMin, Cho Kyuhyun and Park Chan Mi (OC)

Length  : Twoshot (1/2)

Rating   : All age

Note      : FF jelek yang berusaha untuk nyempil disini T.T .. Lets be friend with me J jangan lupa kunjungin blog kita yah, kekkeee*numpang promosi www.mitwins.wordpress.com.

 

YELLOW GIRL

 

 

“Park Chan Mi. Park Chan Mi. Park Chan Mi”

 

Seorang gadis sejak empat puluh lima menit yang lalu sibuk menggumamkan sebuah nama, nama yang begitu terasa familiar baginya, nama seseorang yang sadari tadi terus bertengger difikirannya. Ia mengaduk-aduk  cangkir latte dihadapannya yang memang masih tersisa setengahnya, menatapnya dengan pandangan kosong.

 

Fikirannya terlalu terpaku pada sosok yang sedari tadi terus menerus digumamkannya, hingga membuatnya tanpa sadar bahwa seseorang telah duduk dibangku tepat disebelahnya.

 

“Park Chan Mi. Park Chan Mi. Park Chan Mi”

 

Lagi-lagi bibir mungilya mengumamkan pelan nama itu, membuat sosok pria yang baru saja menghampirinya mengerutkan keningnya bingung, walaupun suara gadis itu terdengar sangat pelan, namun jarak mereka yang terpaut jarak tak terlalu jauh, membuat pria dengan topi dan kaca mata hitamnya itu bisa mendengar semuanya dengan jelas.

 

Merasa jengah dengan kondisi yang memang tidak ia mengerti semenjak mendudukkan badannya dibangku disudut café itu membuat pria itu akhirnya membuka suaranya “Jeoseonghamnida, apa kau sedang menunggu seseorang agasshi?” tanyanya sopan, mata dibalik kacamata hitam yang bertenggar manis dihidungnya menatap gadis berperawakan mungil dihadapannya yang sedang menunduk menatap cangkir latte-nya dengan intrik penuh keingin tahuan.

 

“Park Chan Mi. Park Chan Mi. Park Chan ..”

 

Gadis itu berhenti bergumam ketika mendengar suara seseorang yang ia yakini berada didekatnya, perlahan gadis itu mendongakkan kepalanya, melayangkan pandangannya pada pria yang mengenakan topi dan masker hitamnya yang hampir menutupi seluruh wajahnya, berbeda dengan yang penampilan orang-orang lainnya yang menjadikannya terlihat sedikit aneh didepannya saat ini. Ditengah teriknya matahari siang hari seperti ini, pria dihadapannya mengenakan hoodie, topi, dan juga kacamata hitam. Bagaimana tidak terlihat aneh?

 

Hanya beberapa detik gadis itu mengangkat kepalanya, sebelum ia kembali menatap cangkir lattenya.

 

“agashi” panggilnya pelan, berharap gadis didepannya itu kembali meresponnya.

 

“agashhi” panggilnya lagi untuk yang kesekian kalinya dengan suara yang lebih nyaring.

 

Pria itu tak henti-hentinya memanggil gadis didepannya yang memang terus mengacuhkannya. Merasa tak mendapatkan respon apapun, pria berhoodie itu segera beranjak dan berjalan dengan hentakan sepatunya yang terdengar kesal terburu meninggalkan meja bernomor 7 itu menuju meja kasir yang tak jauh dari meja pelanggan yang baru saja dihampirinya, menghampiri seorang pria yang terlihat lebih muda beberpa tahun darinya.

 

“kau kenapa hyung?” pria itu bertanya kepada hyungnya saat pria berhoodie itu telah menghempaskan tubuhnya tepat disebelahnya yang dilihatnya sedari tadi berjalan gusar menapaki langkahnya saat menghampiri meja kasirnya.

 

Pria itu membuka kacamata hitam dan topi yang membuatnya sedari tadi gerah. Merasa ditanya pria yang dipanngil hyung itu melemparkan tatapan kesalnya kearah gadis yang masih menatap cangkir lattenya.

 

Bingung dengan ekspresi hyungnya, namja itu ikut mengalihkan pandangannya menatap objek yang ditatap hyungnya dengan ekspresi kesal, selang beberapa detik pria muda itu menatap hyungnya dan gadis itu secara bergantian. Mengerti akan apa yang baru saja terjadi saat ia mengingat hyungnya itu sebelum menghampirinya, hyungnya itu sempat menghampiri gadis itu, namun tak berapa lama hyungnya itu melangkahkan kakinya kesal untuk menghampirinya.

 

“huaahahaha, kau diacuhkan oleh gadis berbaju kuning itu hyung?” tawa pria itu meledak saat menyadari apa yang baru saja terjadi dengan hyungnya itu “Aigoooo, Lee Sung Min, seorang member Super Junior yang terkenal hampir diseluruh pelosok Korea Selatan bahkan diseluruh dunia mengenalnya, ternyata diacuhkan oleh seorang gadis. Aigooo, pesonamu sudah luntur  hyung” seolah belum puas menertawakan hyungnya itu, pria itu kembali melanjutkan komentarnya yang terasa menggelikan.

 

Sung Min, sang objek yang ditertawakan itu membulatkan matanya, mendengar suara tawa dongsaengnya yang terdengar menyebalkan ditelinganya “Yhaa Lee Sung Jin, berhenti menertawakanku seperti itu, gadis itu belum melihat wujud asliku yang sebenarnya,” jawab Sung Min kesal, ia mencoba meredam emosinya yang bertambah berkali-kali lipat akibat lontaran dongsaengnya yang seolah-olah meremehkan pesonanya.

 

“aku berani bertaruh, jikalau kau muncul dihadapannya dengan sosok Lee Sung Min secara utuh sekalipun, aku yakin kau akan bernasib sama seperti beberapa menit yang lalu hyung” jawab Sung Jin yang masihmencoba untuk menahan tawanya.

 

“oke, akan aku buktikan” Sung Min segera melepaskan hoodienya, melemparnya tepat kearah Sung Jin yang masih menertawakannya. Dengan penuh percaya diri ia berjalan keluar meja kasir, menghiraukan tatapan kagum dari pengunjung café mereka yang memang tak terlalu ramai disaat belum jam makan siang seperti ini. Dengan senyum yang mampu memepesona gadis-gadis yangmelihatnya, ia berjalan menghampiri meja bernomor  7 itu, meja sang gadis berbaju kuning.

 

Sung Min menjatuhkan pantatnya dengan penuh percaya diri hampir mencapai level tertinggi yang dimilikinya dibangku yang beberapa menit lalu sempat ditempatinya. Ia berdehem sedikit kencang, berharap gadis itu menyadari kehadirannya.

 

“yhaa, bisa kah kau tidak mengganguku lagi? Apa kau tidak puas mengangguku tadi dengan pakaiamu yang terlihat aneh itu? Kau menganggu konsentrasiku” celoteh gadis itu gusar sebelum Sung Min sempat mengucapkan satu patah kata pun.

 

Mata Sung Min membulat sempurna, dengan mulut yang sedikit terbuka mendengar penuturan gamblang  gadis didepannya, ia tak percaya apa yang baru saja didengarnya.

 

Aku mengganggu?

 

Gadis bodoh, kau bilang aku menganggumu? Aigoo, bahkan biasanya gadis-gadis yang mengangguku, mencoba menarik perhatianku, tapi kau tidak suka aku mengganggumu?

 

Belum sempat Sung Min sadar sepenuhnya dari keterkejutannya, gadis itu kembali membuka suaranya “bukan kah kau sedang sibuk Lee Sung Min-sshi? Pergilah, jika kau tidak ingin ada fansmu ynag melihat mu terlihat seperti menggodaku” usir gadis itu dengan nada sabar, walaupun sorot matanya menatap tajam kearah Sung Min, memberikannya isyarat untuk segera berpindah tempat kemanapun salain dihadapannya.

 

“pergilah” lagi-lagi gadis itu mengibaskan tangannya kerah Sung Min yang masih tak memberikan respon apapun.

 

Sung Min segera tersentak dari keterkejutannya, dengan keras kepalanya ia malah mempertahankan egonya, tidak ingin mengalah dengan gadis menyebalkan dihadapannya “ini café milikku, terserah aku ingin duduk dimana”

 

Gadis itu memutar bola matanya jengah melihat tingkah sang pemilik café. Ia tau ia tidak akan bisa melarang pemilik café ini untuk menentukan dimana ia harus menempatkan dirinya, ia bisa sesuka hati untuk menempati tempat manapun, termasuk menempati bangku yang kini tengah didudukinya.

 

Gadis berbaju kuning itu menghembuskan nafasnya kasar, bersiap untuk memaki anak pemilik café yang notabene-nya adalah artis terkenal, member dari Super Junior. Ia sudah tidak peduli jika para netizen ataupun para ELF yang melihatnya akan mengutuk perbuatannya. Bukankah pria ini yang telah terang-terangan mengganggu privasinya.

 

Drtttt,, drrrrtt..

 

Getaran halus ponsel dimejanya sontak membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk melontarkan kalimat-kalimat makian yang telah dipersiapkannya kepada pria yang masih tetap bergeming ditempatnya, tanpa berniat sediktpun untuk beranjak menjauh darinya .

 

Dengan tergesa gadis berbaju kuning itu memasukkan barang-barang yang trcecer dimeja café yang sedari tadi ditempatinya saat setelah ia selesai membaca sebuah pesan yang masuk keponselnya, tak lupa ia meninggalkan beberapa lembar won dimeja, dan meninggalkan Sung Min yng masih menatapnya dengan tatapan yang sulit dimengerti.

 

Dunia Sung Min untuk sepersekian detik seolah tehenti, gadis itu melewatinya begitu saja, tanpa ekspresi yang tidak diharapkannya seperti gadis-gadis lainnya saat melihatnya, membuat Sung Jin yang sedari tadi memperhatikan mereka dari balik meja kasir semakin tertawa puas melihat ekspresi konyol diwajah hyungnya itu.

.

.

.

“Dia datang lagi hyung, sebaiknya kau yang mencatat pesannannya” celoteh Sung Jin semangat saat melihat seorang gadis baru saja memasuki café.

 

“Nugu?” Sung Min menghentikan kegiatannya, mengabaikan ponselnya yang sedari tadi ditatapnya dan ikut menatap gadis yang ditatap Sung Jin yang tengah berjalan menuju meja disudut café, meja bernomor 7, seketika matanya membulat saat mengenali sosok mungil itu.

 

“strawberry smooties dan latte” jawab gadis itu tanpa memandang Sung Min yang sudah siap dengan catatan kecil ditangannya untuk mencatat pesanan pelanggannya, bahkan sebelum Sung Min sempat membuka suaranya untuk menanyakannya pesanan gadis itu.

 

“harap menunggu sebentar agasshi, pesananmu akan segera kami antar” jawab Sung Min dengan suara senormal mungkin, menahan kekesalannya karena merasa diacuhkan pelanggannya.

 

Ia melangkahkan kakinya kesal menjauhi gadis itu untuk mengambil pesanannya, entah kenapa ia selalu meraskan kekesalannya memuncak saat gadis itu mengacuhkannya. Gadis berbaju kuning yang kemarin ia temui yang sekarang mengenakan pakaian dengan warna yang sama, namun kali ini ia memilih mengenakan gaun selutut. Manis dan ceria, itulah kesan pertama saat Sung Min melihatnya.

 

“pesanannya hampir setiap hari seperti itu, secangkir latte dengan strawberry smooties yang menjadi santapannya, apa dia tidak bosan?” gerutu Sung Jin sebelum ia memasuki area dapur, membuat pesanan pelanggannya.

 

“mwoo? Apa dia setiap hari kesini?” Tanya Sung Min, ia berjalan mengekori Sung Jin yang memasuki dapur, entah apa yang dilakukannya, ia hanya ingin mengikuti dongsaengnya. Itu saja.

 

Sung Jin menghentikan langkahnya, berbalik menatap Sung Min yang berdiri dibelakangnya dengan sorot mata bertanya penuh minat.

 

“apa aku bisa mendengar sedikit cerita tentang gadis itu?” Tanya Sung Min lagi.

Sung Jin menyipitkan matanya, sedetik kemudian bola matanya menatap hyungnya itu dengan jengah “apa kau tidak lihat hyung, aku sedang sibuk, sebaiknya kau pergi saja jika kau terus menggangguku pekerjaanku seperti itu” namja itu mencebikkan bibirnya sebelum berbalik berjalan kearah dapur.

.

.

.

“gadis itu memang sering datang ke café kita, aku tidak tau namanya siapa, hanya saja aku sering memperhatikannya duduk dibalik meja nomor 7 itu sambil mengarahkan pandangannya keluar jendela sambil menggumamkan sesuatu” Sung Jin memulai ceritanya, dengan matanya yang menerawang, mencoba mengingat-ingat sesuatu hal tentang gadis dibalik meja nomor 7 itu.

 

“apa ia sedang menunggu seseorang?” Sung Min menghempaskan nampan ditangannya kemeja kasir, setelah ia mengantarkan pesanan gadis yang mereka bicarakan.

 

Sung Jin mengelus-elus dagunya sebentar, mencoba untuk mengingat-ingat “entahlah, aku juga tidak mengerti, ia selalu  menggumakan nama Park Chan Mi, aku kira dia menunggu seseorang yang bernama Park Chan Mi, tapi seminggu belakangan ini, aku tak melihat seorangpun datang menghampirinya”

 

Sung Min membulatkan mulutnya membentuk huruf ‘O’, ia telah sedikit mengerti sekarang, tentang gadis berbaju kuning misterius itu.

 

“heii, bagaimana kalau aku menanyakan namanya?” usul Sung Min dengan sorot mata yang berbinar, seolah menemukan jalan terang yang bisa dengan segera memusnahkan rasa penasarannya.

 

Sung Jin menggeleng lemah “percuma hyung, gadis itu tidak akan mengatakannya, bahkan 2 hari yang lalu Kyuhyun juga sempat menanyakannya, namun hasilnya nihil. Saat itu Kyuhyun juga menanyakan hal yang sama dengan nada seramah mungkin, kau tau sendirikan kalau ‘soulmate’mu itu tidak suka diacuhkan sepertimu kemarin? Kau tau hyung, bahkan ia juga sempat berdebat nyaring dengan gadis itu, beruntung saat itu café kita sedang sepi, jadi tidak ada ELF maupun netizen yang mengetahuinya”

 

“gadis itu sepertinyakeras kepala” gumam Sung Min pelan, mencoba menarik kesimpulan dari cerita Sung Jin tentang gadis yang masih mereka perhatikan sedari tadi.

 

Gadis yang mengenakan mini dress soft yellow itu memang terlihat cantik, matanya bulat, dengan bulu matanya yang tebal yang semakin mempertegas mata cantiknya, hidungnya yang terlihat mancung walaupun dibantu dengan shading disetiap sisinya, bibir mungilnya, dan rambut hitam kecoklatan yang dibiarkan tergerai membingkai sempurnya wajah mungilnya membuat ia semakin terlihat cantik dan imut secara bersamaan.

 

“aku semakin penasaran dengannya, magnetnya terlalu kuat menarikku” gumam Sung Min pelan, entah sadar atau tidaknya ia menggumamkan isi hatinya itu.

 

“mwo? Kau bilang apa hyung?” Tanya Sung Jin mencoba memastikan, suara pelan hyungnya itu hampir terdengar seperti bisikan, membuatnya tidak bisa menangkap dengan jelas apa yang baru saja dikatakan hyungnya itu.

 

“Anniyo, mungkin kau salah dengar” jawab Sung Min, mencoba untuk mengalihkan perhatian dongsaengnya agar tidak bertanya terlalu banyak. Fikirannya kembali melayang, mencari cara agar secepatnya ia bisa mengetahui siapa nama gadis dengan mini dress kuning itu, ia tidak ingin membiarkan fikirannya berlarut-larut diselimuti oleh rasa penasaran.

 

Merasa mendapatkan pencerahan, Sung Min sedikit bersyukur gelar sarjana yang baru saja disandangnya sedikit membantu otaknya berfikir kreatif “aku punya ide, kau tunggu saja disini, aku akan segera mengetahui siapa nama gadis itu” ucap Sung Min dengan penuh percaya diri.

 

Ia berdiri, mengibaskan pakaiannya yang terlihat kusut, dan dengan selembar kertas dan pulpen yang dibawanya, Sung Min kembali menghampiri gadis berbaju kuning itu, membuat Sung Jin yang melihatnya hanya menatap hyungnya itu dengan tatapan bingung.

 

“Jeoseonghamnida, kami sedang melakukan survey kepada pelanggan setia kami, kau bisa mengisi data-data yang kami ajukan” Sung Min meletakkan secarik kerats dan pulpen yang dibawanya diatas meja, dan tak lupa juga ia melemparkan senyum manisnya.

 

Gadis berbaju kuning itu mengalihkan pandangannya dari strawbery smootiesnya, menatap selembar kertas yang baru saja diangsurkan tepat dihadapannya.

 

“kenapa kau melakukan surveynya hanya kepadaku? Sedangkan yang lainnya tidak? Bukan hanya aku yang sering datang kesini, gadis itu juga aku lihat sepertinya sering mampir ketempat ini” gadis itu menunjuk beberapa orang gadis yang terlihat seperti mahasiswi-mahasiswi yang sedari tadi menatap Sung Min, pria yang berdiri dihadapannya dengan binar-binar mata yang terkesan terlalu dilebih-lebihkan “seharusnya kau mewawancarai mereka, bahkan meja mereka bernomor 2, itu artinya kau harus mendatangi mereka terlebih dahulu” lanjutnya lagi

 

Sung Min menarik nafasnya dalam,mencoba mempertahankan kesabarannya, kesabarannya memang selalu terkuras habis jika meladeni sikap acuh gadis itu “meja nomor 7 adalah meja yang paling dekat dengan meja kasir, itulah sebabnya kita memulai survey dari tempat ini” kilah Sung Min tak mau kalah.

 

“araseo, arasseo.. aku hanya perlu mengisi data-data ini kan? Dan aku harap setelah itu kau pergi dari hadapanku” gadis itu meraih kertas yang diangsurkan Sung Min padanya, mengisi bagian-bagian yang memang memintanya untuk mengisinya.

.

.

,

Nama  : Park Chan Mi

D.O.B   : Seoul, 27 July 1993

Alasan sering berkunjug ke Kona Beans : memunggu seseorang.

 

 

Kening Sung Min menampakkan garis tipis dikeningnya saat membaca secarik kertas yang kini bertengger manis dijari jemarinya, kelopak matanya mengedip dengan intensitas yang lebih cepat dari sebelumnya, merasa kedipan matanya belum cukup untuk bisa lebih jelas membaca baris-baris kalimat yang tertulis rapi dikertas itu, kini ia mengucek matanya, berharap indera penglihatannya itu memanglah tidak bermasalah.

 

“Dia menuliskan namanya disini Park Chan Mi, sedangkan ia sering menggumamkan nama yang serupa dengannya, lantas disini ia juga ia mengemukakan alasan bahwa ia menunggu seseorang, tidak mungkinkan ia menunggu seseorang yang memiliki nama dan marga yang hampr serupa seperti namanya” Sung Min berspekulasi dengan dirinya sendiri menyusun berbagai hipotesa-hipotesa yang memang belum ia mengerti sepenuhnya.

 

Merasa dibohongi Sung Min kembali berjalan dengan langkah terburu meminta penjelasan lebih lanjut.

 

Merasa jengah dengan tatapan Sung Min yang lagi-lagi berdiri tepat disebelahnya dengan tatapan penuh intimidasinya, gadis itu hanya menghela nafas panjang “wae? apa lagi, kau menuduhku berbohong?” hardik gadis itu dengan nada datar, seolah tau apa yang akan Sung Min lontarkan.

 

“Arasseo, aku akan menjelaskannya. Duduklah, aku hanya punya waktu 5 menit. Aku masih punya urusan lain” Gadis itu menggedikkan dagunya kearah bangku tepat diseberang mejanya, tanpa sungkan Sung Min mendudukan pantatnya dibangku yang kini tepat menghadap kearah gadis itu.

 

Entah sudah yang keberapa kalinya gadis itu menghembuskan nafas jengahnya, ia melirik jam tangan dipergelangan kirinya sebelum akhirnya ia menyesp habis latte-nya “namaku Park Chan Mi, aku sering kesini karena aku memang sedang menunggu seseorang, ia sering mengunjungi tempat ini setiap jam-jam makan siang seperti ini”

 

Sekali lagi gadis itu melirik jam tangannya, menyampirkan tasnya kebahu dan segera beranjak dari duduknya “aku pergi, aku harap kau tidak menggangguku lagi”

 

Karena terpaku atau entah karena hal apa Sung Min hanya bergeming, menatap tubuh mungil itu berjalan menjauhinya, selang beberapa detik akhirnya kesadarannya pulih saat gadis itu menghilang dari balik pintu.

 

Sung Min mengacak rambutnya frustasi, merasa belum menemukan jawaban apapun dari pertanyaan yang masih bergelayut difikrannya.

 

Tanpa sengaja matanya menangkap sesuatu diatas meja, sebuah laptop yang tergeletak manis diatas sana yang dibiarkan pemiliknya terbuka, ia sering melihat laptop putih itu sebelum gadis itu menggumamkan nama yang sama setiap hari ia bertemu dengan gadis itu. Ia sangat yakin laptop itu adalah milik gadis berbaju kuning itu, karena tidak sampai semenit yang lalu gadis itu beranjak dari tempat ini.

 

Dengan penuh keragu-raguan Sung Min meraih laptop didepannya, memutar layarnya nya tepat kehadapannya, Sung Min tersenyum puas saat mendapati laptop itu masih menyala, belum di shut down oleh pemiliknya.

 

Sebuah tampilan tab darimozila firefox menyambutnya saat pertama kali ia melihatnya, tampilan dari sebuah page blog seseorang. Sung Min sedikit merasa lega, Wifi yang terpasang dicafenya memudahkannya mengakses lebih jauh.

 

Kebanyakan hasil postingan memang berisikan tentang fanfiction, Sung Min sedikit mengetahui hal tentang fanfictiontion karena ia sering mendapati Heechul, hyungnya itu membaca hal-hal seperti ini yang ditulis oleh para fansnya.

 

Matanya membulat saat merasa fanfiction-fanfiction itu kebanyakan menceritakan kisah cerita percintaan antara Sung Min dan Park Chan Mi yang selalu menjadi cast utamanya, bahkan keyakinannya semakin bertambah saat ia menyusuri setiap poster-poster yang mewakili masing-masing tulisan. Foto dirinya yang direkayasa sedemikian rupa dengan gadis yang terlihat serupa yang selalu mendominasinya.

 

Namun yang semakin membuatnya bingung adalah foto itu bukanlah foto gadis berbaju kuning yang baru saja ditemuinya, melainkan orang lain yang diyakininya seorang ulzzang girl.

 

Dengan rasa penasaran yang semakin membuncah, pria itu bergerak cepat mengklik page Park Chan Mi diatas header blog yang menjadi pusat perhatiannya, ia yakin profil lengkap gadis itu ada disana.

 

Park Chan Mi is my figure fiction that to make. Characters Park Chan Mi a little bit same with me 😀

 

Dengan jeli Sung Min membaca kalimat awalnya, tanpa terburu-buru, berusaha untuk tidak melewatkan satu katapun yang tertulis disana.

 

Korean Name              : Park Chan Mi

English Name              : Nalin Lee (klan Lee follow my husband, Lee Sung Min :D)

Place/D.O.B                : Seoul, 27 July 1993

Blood Type                  : B

Height/Weight            :157 cm/40 kg

School                          : Inha University

Favorite Things          

Colour                          : Yellow,

Food                            : Strawberry Smooties

Drink                           : Latte

 

Selebihnya banyak beredar foto-foto ulzzang yang ada dilihatnya persis diposter-poster fanfiction yang selalu bersanding disebelahnya, Sung Min kembali beralih menatap secarik kertas yang penuh dengan tulisan rapi gadis itu yang menghiasinya yang beberapa menit yang lalu didapatkannya saat melakukan survey mendadaknya.

 

Nama  : Park Chan Mi

D.O.B   : Seoul, 27 July 1993

Alasan sering berkunjung ke Kona Beans : menunggu seseorang.

 

Ia kembali terhanyut pada kesibukannya menyusun berbagai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Kali ini ia berhasil menyusun sebuah hipotesa. Dengan cirri-ciri akurat yang baru saja diketahuinya.

 

Yang pertama, gadis itu memang benar menuliskan namanya adalah Park Chan Mi, gadis itu ternyata tidak berbohong,

 

Kedua, setelah menyelaraskan tanggal lahirnya, ternyata apa yang ditulis gadis itu diblognya, dan dikertas survey yang ditulisnya sama-sama menuliskan 27 July 1993. Dua buah kebetulan yang sangat sama persis,

 

Yang ketiga Sung Min bisa mengambil sample tinggi badan yang tertulis di blog itu untuk menyamakan badan mungil gadis itu yang sepertinya ia memanglah hanya memiliki tinggi badan 157 centi, sebelumnya Sung Min bahkan sempat melirik alas kaki yang dikenakan gadis itu ia hanya mengenakan flat shoes, itu artinya tinggi badan gadis itu tidak dimanipulasi oleh heels yang menyangga tinggi badannya.

 

Yang keempat adalah warna favorite yang tertulis di halaman blog itu adalah kuning. Sejak dua hari belakangan ini Sung Min memang sering menjumpai gadis itu saat bertandang ke café miliknya dengan mengenakan warna yang sama. Kuning.

 

Dan yang terakhir dan yang paling utama adalah makanan dan minuman favorite Park Chan Mi yang pernah ia lihat dan Park Chan Mi yang ia lihat di blog adalah Strawberry Smooties dan latte?

 

pesanannya hampir setiap hari seperti itu, secangkir latte, dengan strawberry smooties yang menjadi santapannya, apa dia tidak bosan?”

 

Sung Min kembali teringat dengan gumaman Sung Jin, dongsaengnya kemarin, saat ia mencatat dan mengantarkan pesanannya kepada gadis itu. Strawberry Smooties dan secangkir Latte.

 

“Park Chan Mi is my figure fiction that to make. Characters Park Chan Mi a little bit same with me :D”

 

Sekali lagi Sung Min bergumam membaca tulisan paling atas yang terpampang dilayar laptop yang sedari tadi ia perhatikan. Ia mengelus pelipisnya, pertanda kalau ia kali ini sedang berfikir keras akan info-info yang baru saja ia dapatkan tentang gadis itu, mencoba untuk menarik kesimpulan akan apa yang ia dapatkan hari ini.

 

Semua informasi tentang gadis diblog itu hampir seluruhnya sama seperti gadis yang baru saja ia temui? Hanya berbeda tampilan fisiknya? Adakah orang didunia ini memiliki semua hal yang mereka sukai sebegitu miripnya?

 

“Apakah ia kesini untuk menunggu sosok gadis fiksi yang ia ciptakan sendiri, gadis yang selalu ia jadikan tokoh utama disetiap karya fanfictionnya? Mustahil” Sung Min menutup mulutnya sendiri karena suara keterkejutannya sendiri saat kesimpulan tentang gadis itu baru saja ia pecahkan.

 

Tapi yang menjadi masalahnya disini adalah, jika gadis berbaju kuning itu mengidolakan Lee Sung Min, bahkan selalu mengkhayalkan dirinya sendiri melalui setiap karya fanfiction-fanfictionnya, kenapa saat bertemu dengan pria itu gadis itu selalu bersikap acuh terhadapnya?

To be continue~

 

Note: ada yang ngerti nggak ma alur ceritanya? O.o. kalau kalian menjawab tidak mengerti, itu hal yang wajar karena akupun tak mengerti? wkwkwk

Tinggalkan komentar