“Saranghae Hyung…Hajiman Mianhaeyo, Jeongmal Mianhae…!!!” Part.1

“Saranghae Hyung…Hajiman Mianhaeyo, Jeongmal Mianhae…!!!” Part.1

Author:LeeKyuCha이큐차 / KyuChaMin큐차민 (ᅩ차)

Genre: Brothersips, Sad Story

Cast:

Cho Kyuhyun

12 member Super Junior

Lee Jinki

Kyuhyun pov

Perkenalkan, namaku Cho Kyuhyun berusia 20 th dan aku adalah anak bungsu dari 13 bersaudara. Terdengar aneh memang, tapi itulah keluargaku memiliki banyak anak dan semua terdiri dari namja. Anak pertama namanya Leetuk Hyung, kedua Heechul Hyung, ketiga Hangeng Hyung, keempat Yesung Hyung, kelima Kangin Hyung, keenam Shindong Hyung, ketujuh Sungmin Hyung, kedelapan Eunhyuk Hyung, kesembilan Siwon Hyung, kesepuluh Donghae Hyung, kesebelas Wookie Hyung, keduabelas Kibum Hyung, dan yang terakhir aku.

Kalian pasti berfikir kalau rumahku sangat ramai dan tak pernah sepi, ya itu memang benar. Kami semua saling menyayangi dan aku juga sangat menyayangi hyung-hyungku. Tapi sepertinya pertahanan cinta mereka padaku langsung runtuh dan  hilang, tak seperti dulu saat aku masih kecil. Aku selalu berfikir kalau hanya aku yang menyayangi mereka, sedangkan mereka selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh padaku.

Aku tau, itu karena eomma dan appa lebih menyayangiku dan memanjakanku karena aku adalah anak bungsu. Terkadang aku berfikir kalau mereka terlalu berlebihan padaku sehingga harus melupakan hyung-hyungku. Mereka punya alasan kuat kenapa mereka sangat menyayangiku dan menjagaku, itu karena aku didiagnosa mengidap penyakit Pneumotoraks dari kecil.

Penyakitkulah yang menjadi perantaraku dengan para hyungku. Semua hyungku iri padaku karena hanya aku yang sering diberikan perhatian lebih. Pernah mereka mengurungku di gudang belakang rumah karena muak akan diriku yang mereka fikir aku terlalu manja pada eomma dan appa. Mereka terus mengurungku sampai malam tanpa makan dan minum itupun eomma dan appa tak tau karena mereka selalu disibukkan oleh pekerjaan. Tapi, saat aku dikurung penyakitku langsung kumat. Nafasku tiba-tiba sesak membuatku sulit untuk bernafas, karena tak tahan aku langsung ambruk. Saat para hyungku kembali mereka sudah melihatku pingsan, Leetuk Hyung langsung menghubungi kedua orangtua kami. Saat mereka tau akan keadaanku, eomma dan appa tak henti-hentinya memarahi semua hyungku sampai memukuli mereka. Saat itulah mereka tak berani menggangguku, tapi sikap mereka menjadi sangat dingin. Lebih baik aku disiksa secara fisik oleh hyung-hyungku daripada harus disiksa dengan menggunakan perasaan.

Meskipun begitu, aku tetap bersyukur karena Kibum Hyung masih memberiku sedikit perhatian dan menyayangiku. Dialah yang menjadi wadahku saat aku harus tumpah karena semua sifat dan sikap hyung-hyungku. Namun, semuanya berubah saat aku menduduki bangku SMA. Aku sering memenangkan perlombaan olimpiade dan khususnya Matematika dan Sains, meskipun eomma dan appa bangga tapi para hyungku tidak dan terutama Kibum Hyung. Kibum Hyung yang memang notabene memiliki IQ yang tinggi dari kami semua merasa diasingkan oleh eomma dan appa. Padahal aku bisa meraih semua medali dan piala itu berkat Kibum Hyung, karena dialah yang terus mengajariku. Sekarang tak ada lagi yang bisa menyayangiku seperti Kibum Hyung, dia juga seperti para hyung yang lainnya. Aku merasa seperti orang asing diantara mereka semua.

Pembagian kamarpun juga, yang 1 kamar terdiri dari 2 orang, sedangkan aku hanya sendiri. Meskipun  kamarku lebih luas dari kamar para hyungku tapi aku tetap kesepian. Tak seperti yang lainnya memiliki teman kamar yang bisa diajak bercanda dan bercerita. Bukan hanya itu, kamarku juga berada jauh dari kamar mereka semua. Tapi, aku cukup bersyukur karena dikamarkulah aku bisa mengeluarkan semuanya, menumpahkan semua air mataku yang selalu saja kutahan dihadapan mereka.

Pagi ini kami semua akan pergi kuliah, dan lagi-lagi dari antara kami semua hanya aku yang masuk di universitas yang berbeda. Aku kuliah di Kyunghee University sedangkan lainnya di universitas yang sama. Meskipun tidak semuanya tapi setidaknya mereka masih tetap di kuliah yang sama.

Eomma dan appa yang masih sibuk dengan pekerjaannya dan harus sering berada di luar kota maupun negeri, jadi hanya kami bertigabelas yang tinggal di rumah ini. Kami tidak butuh pelayan atau pembantu untuk mengurus rumah karena hyung-hyungku sering membersihkan rumah ini. Wookie Hyung, Kangin Hyung, Hangeng Hyung dan Sungmin Hyung sering memasak untuk kami. Sebenarnya waktu yang paling aku suka yaitu saat sarapan pagi, karena kami semua berkumpul dalam satu meja. Meskipun kursiku berada jauh dari mereka tapi aku cukup senang karena bisa merasakan kebersamaan. Tapi aku hanya dapat mematung saat berada di meja makan, melihat semua hyung-hyungku yang asyik bicara dan bercanda sebelum sarapan. Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkah mereka semua.

Setelah cukup lama menunggu, Wookie Hyung membawakan sarapan kami. Namun saat kulihat makanan yang dia bawa aku langsung merasa tidak enak. Bagaimana tidak, karena sarapan yang ada dihadapanku semuanya dipenuhi oleh sayuran. Padahal mereka tau kalau aku paling tidak suka dan benci dengan sayur-sayuran. Tapi aku tak mungkin mengatakan kalau aku tidak suka dengan masakan yang dia bawa.

Pernah aku mengatakan pada Wookie Hyung kalau aku tak usah dimasakkan sayuran karena aku tak suka. Tapi Wookie Hyung mengira kalau aku hanya beralasan karena tak menyukai masakannya dan mengatakan kalau aku tak memakan makanannya, lebih baik dia tak pernah memasakkan masakan untukku. Semenjak hari itu aku tak pernah komplain dengan masakannya.

Dengan berat hati, akhirnya kumasukkan makanan itu ke mulutku. Semua hyungku yang melihatku hanya tersenyum licik. Ingin rasanya memuntahkan semua makanan yang tengah masuk dikerongkonganku, tapi jika kulakukan semua hyungku pasti akan marah dan mengira kalau aku tak suka dengan masakan mereka.

Setelah usai memakan sarapan, kami semua beranjak kuliah. Aku tidak seperti hyung-hyungku yang lainnya. Mereka semua memiliki kendaraan pribadi untuk pergi kuliah atau biasanya mereka pergi bersama, sedangkan aku hanya pergi dengan naik bus. Bukan karena aku tak diberikan kendaraan oleh eomma dan appa, tapi karena aku tak terlalu mahir mengendarai mobil maupun motor, mereka mau mengantarkupun itu cukup mustahil, jadi aku lebih memilih untuk naik bus. Saat ditengah perjalanan tiba-tiba aku mengingat kalau besok adalah hari ulangtahun Donghae Hyung. Jadi sepulang dari kuliah nanti aku akan pergi membelikan kado untuknya.

Setelah pulang dari kuliah aku langsung pergi membelikan kado untuk Donghae Hyung. Aku akan membelikan Donghae Hyung sebuah earphone, karena setauku Donghae Hyung sangat suka sampai-sampai dia tak pernah lepas memakai dan mengoleksi banyak earphone. Jadi tidak salah kalau aku memberikannya.

“Semoga dia suka” batinku dengan mengambil earphone berwarna putih hitam itu dan segera membayarnya ke kasir. Tak lupa aku membungkusnya dengan kertas kado dengan warna kesukaannya. Sebelum membungkusnya aku memasukkan kartu ucapan selamat ulangtahun untuk Donghae Hyung. Usai membelikannya kado aku langsung pulang ke rumah. Untung saja hyung-hyungku belum pulang jadi aku tak usah menyembuyikan kadonya. Aku jadi tidak sabar dengan hari esok.

T.B.C

4 tanggapan untuk ““Saranghae Hyung…Hajiman Mianhaeyo, Jeongmal Mianhae…!!!” Part.1”

  1. gak tega liat kyu dijauhin gitu 😮
    kira2 kado kyu diterima donghae gak ya?
    penasaran baca lanjutannya >,< hehe
    oh ya, saya reader baru disini 🙂

Tinggalkan Balasan ke Fira_Lockets Batalkan balasan